Kembali ke Sopan Santun!!!
OPINI | 21 January 2011 | 09:14 Dibaca: 286 Komentar: 6 2 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat
Dulu… Indonesia dikenal sebagai negeri yang ramah.
Pada zaman itu, dimana orang tua menghargai anak muda dan anak muda
sangat menghormati kaum tua. Timbal balik yang membuat harmonisasi
hidup begitu damai, indah dan menyejukkan. Alhamdulillah saya sedikit
ikut merasakannya.
Kenapa zaman dulu hal tersebut bisa terjadi? Ada dua alasan yang saya kemukakan.
Pertama, Agama Islam.
Agama Islam mengajarkan untuk menghargai yang muda dan menghormati yang tua. Di negeri ini mayoritas Islam. Dulu ketika penduduknya masih menjalankan islamnya secara intens maka sopan santun diterapkan dengan sebenar-benarnya karena sopan santun adalah bagian dari islam. Kebalikannya dengan zaman sekarang, Islam seperti sudah jadi simbol atau status saja. Maka tidak heran, sopan santun tidak dikenal lagi. Gimana mau sopan santun sama manusia, kalau sopan santun sama Tuhannya pun tidak ada.
Kedua, Guru dan Tetua Adat.
Mereka menjadi orang-orang terdepan yang mengedepankan sistem sopan santun ini. Dengan giat mereka mengajarkan adat sopan santun, di mesjid, di rumah atau di acara perkumpulan adat. Namun di zaman ini, semua mulai kabur, mulai padam, mulai sirna seperti akan menghilang ditelan bumi andai tidak ada perbaikan lagi.
Oleh karena itu mari kita berpikir bagaimana mengembalikan zaman-zaman keemasan tersebut. Anda sebagai generasi yang pernah merasakan zaman itu saya ajak berpartisipasi, untuk mengembalikan budaya sopan santun.
Apakah kita tidak miris, ketika anak kecil kemarin sore memanggil pemuda yang jauh umurnya dengan nama tanpa ada embel-embel “abang, mas, aa, dll “. Mereka melakukannya tanpa merasa bersalah, oleh karena orang tua mereka tidak melarangnya. Orang-orang lewat di depan orang yang sedang duduk, boro-boro bilang permisi tersenyumpun sepertinya enggan [jadi inget nyanyian bang Iwan Fals].
Hal ini adalah penyakit! Mari kita obati. Padahal sopan santun itu jika diterapkan akan mencegah banyak keributan, mencegah terjadi pertengkaran, mempererat rasa persaudaraan, serta menjadi obat bagi mental bangsa yang sudah mulai hancur ini.
Dulu di sekolah dan tempat mengaji atau diriungan, saya diajarkan oleh guru atau saudara. Kalau lewat di depan orang tua harus membungkuk dan bilang permisi. Pun seandainya kalau lewat di depan orang-orang yang sedang duduk atau kita ingin melewati suatu kumpulan maka kita harus bilang permisi.
Namun sepertinya sekarang pelajaran itu tidak ada lagi. Anak kemarin sore lewat di depan kerumunan orang, tidak ada sopan santunnya, lewat begitu saja bagai batang pisang yang hanyut di sungai, ada raganya namun dingin tidak ada jiwanya. Orang tua cuek dengan keadaan itu karena mereka pun sudah mulai tidak perduli lagi dengan adat sopan santun.
Oleh karena itu mari kita perbaiki budaya sopan santun ini, jika anda orang tua ajarkan kepada anaknya untuk berbuat sopan santun. Karena sopan santun itu tidak mahal, tidak mengeluarkan biaya. Jika anda seorang kakak, ajarkan kepada adiknya untuk berbuat sopan santun karena pastinya anda sayang dengan adik anda. Tentunya jika anda guru, anda WAJIB mengajarkan kepada anak didik anda untuk mengajarkan sopan santun karena sekolah adalah gerbang awal dari pembentukan watak seseorang.
Mari kita buat negeri ini kembali sebagai negeri ramah. Negeri yang akan banyak mendapat berkah karena keramahan. Amien.
Kenapa zaman dulu hal tersebut bisa terjadi? Ada dua alasan yang saya kemukakan.
Pertama, Agama Islam.
Agama Islam mengajarkan untuk menghargai yang muda dan menghormati yang tua. Di negeri ini mayoritas Islam. Dulu ketika penduduknya masih menjalankan islamnya secara intens maka sopan santun diterapkan dengan sebenar-benarnya karena sopan santun adalah bagian dari islam. Kebalikannya dengan zaman sekarang, Islam seperti sudah jadi simbol atau status saja. Maka tidak heran, sopan santun tidak dikenal lagi. Gimana mau sopan santun sama manusia, kalau sopan santun sama Tuhannya pun tidak ada.
Kedua, Guru dan Tetua Adat.
Mereka menjadi orang-orang terdepan yang mengedepankan sistem sopan santun ini. Dengan giat mereka mengajarkan adat sopan santun, di mesjid, di rumah atau di acara perkumpulan adat. Namun di zaman ini, semua mulai kabur, mulai padam, mulai sirna seperti akan menghilang ditelan bumi andai tidak ada perbaikan lagi.
Oleh karena itu mari kita berpikir bagaimana mengembalikan zaman-zaman keemasan tersebut. Anda sebagai generasi yang pernah merasakan zaman itu saya ajak berpartisipasi, untuk mengembalikan budaya sopan santun.
Apakah kita tidak miris, ketika anak kecil kemarin sore memanggil pemuda yang jauh umurnya dengan nama tanpa ada embel-embel “abang, mas, aa, dll “. Mereka melakukannya tanpa merasa bersalah, oleh karena orang tua mereka tidak melarangnya. Orang-orang lewat di depan orang yang sedang duduk, boro-boro bilang permisi tersenyumpun sepertinya enggan [jadi inget nyanyian bang Iwan Fals].
Hal ini adalah penyakit! Mari kita obati. Padahal sopan santun itu jika diterapkan akan mencegah banyak keributan, mencegah terjadi pertengkaran, mempererat rasa persaudaraan, serta menjadi obat bagi mental bangsa yang sudah mulai hancur ini.
Dulu di sekolah dan tempat mengaji atau diriungan, saya diajarkan oleh guru atau saudara. Kalau lewat di depan orang tua harus membungkuk dan bilang permisi. Pun seandainya kalau lewat di depan orang-orang yang sedang duduk atau kita ingin melewati suatu kumpulan maka kita harus bilang permisi.
Namun sepertinya sekarang pelajaran itu tidak ada lagi. Anak kemarin sore lewat di depan kerumunan orang, tidak ada sopan santunnya, lewat begitu saja bagai batang pisang yang hanyut di sungai, ada raganya namun dingin tidak ada jiwanya. Orang tua cuek dengan keadaan itu karena mereka pun sudah mulai tidak perduli lagi dengan adat sopan santun.
Oleh karena itu mari kita perbaiki budaya sopan santun ini, jika anda orang tua ajarkan kepada anaknya untuk berbuat sopan santun. Karena sopan santun itu tidak mahal, tidak mengeluarkan biaya. Jika anda seorang kakak, ajarkan kepada adiknya untuk berbuat sopan santun karena pastinya anda sayang dengan adik anda. Tentunya jika anda guru, anda WAJIB mengajarkan kepada anak didik anda untuk mengajarkan sopan santun karena sekolah adalah gerbang awal dari pembentukan watak seseorang.
Mari kita buat negeri ini kembali sebagai negeri ramah. Negeri yang akan banyak mendapat berkah karena keramahan. Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar